Selasa, 02 Mei 2017

JAP : Eks Pelabuhan Buleleng

-1-
Eks Pelabuhan Buleleng



Camera model : Canon EOS 1200D
Shutter speed : 1/2s
Aperture : f/22
ISO : 100

Eks Pelabuhan Buleleng, dulunya menjadi pusat pelayaran penting karena memiliki dermaga terbesar di Pulau Bali. Tempat ini terletak di bagian utara dari Kota Singaraja . Ditengah kawasan ini terlihat sebuah patung yang menjulang tinggi dan memegang sebuah bambu runcing dengan Bendera Merah Putih sambil menunjuk kearah lautan. Patung ini merupakan sebuah tugu peringatan perlawanan masyarakat sekitar dalam melawan pemerintahan Belanda pada jaman dahulu, yang dibangun pemerintah pada tahun 1987.

Selain pemandangan yang indah, pantai ini memiliki ombak yang tenang. Jika kita perhatikan, nampak di kejauhan beberapa orang sedang asyik bermain air di pinggiran pantai. Melayangkan pandangan ke laut lepas akan membuat pikiran kita lebih bebas. Tempat ini sangat bagus untuk berekreasi bersama orang-orang tersayang, baik untuk melepaskan penat akibat padatnya aktivitas harian atau sekedar berjalan-jalan menikmati hangatnya sinar matahari sambil melihat matahari terbenam.


-2-
Restoran Apung


Camera model : Canon EOS 1200D
Shutter speed : 1s
Aperture : f/22
ISO : 100

Restoran apung berada di tengah laut Eks Pelabuhan Buleleng. Restoran ini menjual berbagai jenis seafood dan kuliner lainnya dengan harga terjangkau. Menikmati sunset dari atas restoran yang memiliki view langsung ke laut lepas sambil bersantap manikmati menu-menu andalan di restoran apung ini pastilah sangat menyenangkan. Sebelum mencapai restoran , pengunjung harus melewati sebuah jembatan yang tidak terlalu lebar. Di jembatan itulah biasanya pengunjung ber-selfie-ria, terkadang juga ada beberapa orang yang memancing dari atas jembatan tersebut. Pada waktu tertentu, biasanya saat pengunjung dari luar pulau maupun luar negeri datang ke tempat ini,  beberapa anak yang merupakan penduduk sekitar melakukan aksi melompat dari atas jembatan untuk mengambil koin yang sengaja dilemparkan ke laut oleh para pengunjung. Aksi yang cukup berbahaya sebenarnya, namun anak-anak tersebut sudah biasa melakukannya bahkan sampai berulang kali.


-3-
Klenteng Ling Gwan Kiong


Camera model : Canon EOS 1200D
Shutter speed : 1/160s
Aperture : f/11
ISO : 200

Dijuluki sebagai Pulau Seribu Pura, karena memang ada banyak sekali Pura  sebagai tempat ibadah bagi umat Hindu yang ada di Bali. Namun, di Bali juga ada beberapa tempat ibadah bagi umat lain karena saat ini penduduk Bali berasal dari berbagai suku bangsa dengan keyakinan yang berbeda-beda pula. Salah satunya adalah Klenteng Ling Gwan Kiong yang terletak di Kota Singaraja. Tempatnya berdampingan dengan Eks Pelabuhan Buleleng. Jika kita menoleh kearah Barat dari pintu masuk Eks Pelabuhan Buleleng, maka akan terlihat sebuah bangunan dengan warna cerah yang sangat mencolok. Klenteng ini merupakan tempat ibadah bagi Tri Darma yaitu Tao, Budha dan Kong Hu cu. Dengan warna merah yang sangat mencolok, ditambah desain bangunannya yang unik dan menarik dengan banyaknya ornamen, membuat klenteng ini menjadi salah satu daya tarik pengunjung Eks Pelabuhan yang tidak melakukan peribadatan di klenteng ini sebagai objek untuk berfoto. 


-4-
Mancing Mania


Camera model : Canon EOS 1200D
Shutter speed : 1/160s
Aperture : f/14
ISO : 100

Para penggemar mancing pasti menjadikan Eks Pelabuhan Buleleng menjadi salah satu spot tujuan mereka. Jika datang kesini, pasti ada saja kita melihat beberapa orang yang memancing. Seperti yang terlihat, foto ini diambil pada siang hari saat cuaca sedang panas. Namun mereka tidak peduli, dengan sabar mereka menunggu kail pancingnya bergerak, tanda ada ikan yang memakan umpannya. Meski tidak selalu mendapat ikan, mereka tidak jera untuk datang dan memancing lagi.


-5-
Kalau bukan aku, siapa lagi ?


Camera model : Canon EOS 1200D
Shutter speed : 1/160s
Aperture : f/8
ISO : 400

Mungkin kalimat judul diatas adalah kalimat yang ada di benak anak laki-laki yang ada pada foto. Sudah menjadi kewajiban seorang anak untuk membantu orangtuanya. Dengan semangat, anak laki-laki itu membantu ayahnya merapikan kembali jala yang telah digunakan untuk menjaring ikan. Tidak ada kata malu ataupun gengsi, pekerjaan ayahnya adalah pekerjaan yang halal. Di kawasan Ex. Pelabuhan Buleleng ini, salah satu mata pencaharian yang menjadi andalan penduduk sekitar untuk menyambung hidupnya adalah menjadi seorang nelayan. Menebar jala pada waktu pagi dan mengambilnya kembali pada sore hari. Semangat mereka dalam bekerja keras mencari nafkah patut mendapat acungan jempol. Walaupun kadang terlihat hasil tangkapan ikan mereka tidak seberapa, tidak mengurangi semangat mereka untuk tetap bekerja mencari ikan agar kehidupan keluarganya dapat terus berjalan.


-5-
Bahagia itu sederhana


Camera model : Canon EOS 1200D
Shutter speed : 1/200s
Aperture : f/5.6
ISO : 800

Tidak harus membayar mahal untuk dapat bersenang-senang bermain sepak bola bersama teman-teman. Terbukti, para remaja laki-laki yang tinggal di sekitaran kawasan Eks Pelabuhan Buleleng ini dapat menikmati keseruan mereka saat bermain bola di pinggiran pantai. Kayu kecil yang dicucukkan ke dalam pasir menjadi gawang mereka. Para pengunjung lainnya yang sedang mandi di pantai dapat sekaligus menonton aksi mereka bermain bola. Sebuah kesederhanaan yang pastinya akan menjadi kenangan yang indah saat mereka tua nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar